Kamis, 21 Oktober 2010

Refleksi Akhwat Dan Ikhwan

Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad diinik…
Ya Muqollibal Qulub Tsabbit qolbi ‘alad da’watik…
Love is a give (Cinta adalah berkah)…
Bahkan salah seorang ikhwah mengatakan:
Love is the essence of life (Cinta adalah inti sari kehidupan)…
Cinta Allah yang membuat bumi ada…
Cinta Allah yang membuat sang surya bersinar…
Cinta antar manusia yang membuat hidup tenteram dan nyaman…
Ketika kita mencintai, tidak ada kata pamrih disana…
Yang ada hanya memberi tanpa mengharap menerima…
Mirip seperti itulah hakikat menjadi da’I…
Dia harus siap mengorbankan hidup dan matinya demi da’wah…
Dia selalu memberi utk Islam, tanpa mengharapkan menerima utk setiap kerja da’wahnya…
Itulah ikhlas…

Akhwat Super Nendang....????

No offense....!!
Jadi Akhwat jangan cengeng..
Dikasih amanah malah melarikan diri..
Diajak syuro bilang ada ijin syar’i..
Afwan ane ada agenda syar’i..Afwan lagi nguleg sambel trasi..
Disuruh ikut aksi, malah pergi naik taksi..Sambil lambai-lambai, bilang dadaaah…yuk mari…..
Terus dakwah gimana? Diakhiri???

Jadi Akhwat jangan cengeng..
Sekilas gayanya sih haroki berlagak Izzis..
Tapi hati kok Seismic? Sungguh ironis…
Mendayu-dayu kaya’ film romantis.. [padahalmah ga ngerti da ga suka nasyid...biarin ah]
Kesehariannya malah jadi narsis..Jauh dari kamera jadi dikira ge eksis..
Hati-hati kalo ditolak, bikin dramatis..

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Dikit-dikit SMS ikhwan dengan alasan dapet gratisan
Rencana awal cuma kasih info kajian
Lama-lama nanya kabar harian.. wah, investigasi beneran! Bisa-bisa dikira pacaran!
Sampai kepikiran dijadikan pasangan… Ga’ usah ngaco-ngaco gitu deh kawan!

Jadi Akhwat jangan cengeng…
Abis nonton film palestina semangat empat lima..
Eh pas disuruh jadi coach, pergi lenyap kemana??
Semangat jadi pendukung luar biasa..Tapi nggak siap jadi yang pelakunya.. yang diartikan sama dengan nelangsa..
Yah…bikin kecewa…3

Kamis, 01 Juli 2010

10 Gangguan Setan ketika Sholat

1)Berasa was-was ketika melakukan takbiratul ihram

Saat membaca takbiratul ihram, 'Allahu Akbar', seseorang akan berasa ragu-ragu apakah takbir yang dilakukannya itu sah atau belum sah.

Sehingga dia mengulanginya sekali lagi dengan membaca takbir. Perasaan itu akan berterusan kadang-kadang sampai imam hampir rukuk.

Ibnu Qayyim berkata, "Termasuk tipu daya syaitan yang banyak mengganggu mereka adalah was-was dalam bersuci (berwuduk) dan niat atau saat takbiratul ihram dalam solat". Was-was itu membuat mereka terseksa.

2) Tidak memberi tumpuan ketika membaca bacaan dalam solat.

Sahabat Rasulullah, Uthman bin Abil 'Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan hadir dalam solatku dan membuat bacaanku salah." Rasulullah menjawab, "Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib.

"Apabila kamu berasakan kehadirannya, ludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah. Aku pun melakukan hal itu dan Allah SWT gangguan itu dariku" (Hadis Riwayat Muslim).

3) Lupa jumlah rakaat yang dikerjakan

Abu Hurairah r.a berkata, "Sesungguhnya Rasulullah bersabda yang bermaksud: "Jika seorang daripada kalian solat, syaitan akan datang kepadanya untuk menggoda sampai mereka tidak tahu berapa rakaat yang dikerjakan. Apabila seorang daripada kalian mengalami hal itu, hendaklah ia sujud dua kali (sujud sahwi) saat ia masih duduk dan sebelum salam, setelah itu baru mengucapkan salam." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).

Etika Bergaul Seorang Muslimah

Bukan dari tulang ubun ia diciptakan sehingga lupa akan pujian, bukan juga dari tulang kaki karena khawatir akan diinjak dan direndahkan. Melainkan ia diciptakan dari tulang rusuk, dekat dengan dada untuk dilindungi dan dekat dengan hati untuk dicintai.
Akhwat beda dengan ikhwan. Dalam menjalankan aktivitas pun sangat berbeda. Tapi hukum syara’ memandang sejajar antara ikhwan dan akhwat. "Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan," (QS Al Isra ; 70)
Karena saya akhwat, pastinya saya akan membahas aktivitas akhwat batasannya seperti apa saja. Kadang, jika saya melihat dan menilai, secara tidak sengaja telah terjadi pelanggaran hukum syara'. Biasanya, di kalangan akhwat terjadi pelanggaran hukum syara’ dalam konteks ijtima’l atau pergaualan dengan lawan jenis. karena mereka belum memahami aktivitas mana saja yang termasuk hayatul khas dan hayatul ‘aam. Di kalangan ikhwan pun terkadang ada pelanggaran hukum syara’ karena sikap yang kurang tegas dan kurang mengetahui batasan aktivitas akhwat itu seperti apa saja, dalam konteks hubungan demi maslahat masing-masing yang sesuai dengan hukum syara’ dan selanjutnya karena godaan Syetan..
Apa yang akan saya paparkan adalah aktivitas akhwat dalam konteks hubungan interpersonal dengan ikhwan / ijtima’I:
1.Hayatul ‘Aam
Hayatul ‘aam atau kehidupan umum bagi akhwat adalah seputar kehidupan yang menyangkut perkara pendidikan, mu’amalah, kesehatan. Hayatul ‘aam, bagi akhwat, maknanya bahwa ia boleh bercerita tentang ketiga perkara tadi, selebihnya tidak boleh karena sudah menyangkut hayatul khas..
Bagi ikhwan manapun hanya cukup untuk mengetahui ”hayatul ’aam” kehidupan umum-nya saja, seperti contoh diatas ; pendidikan, tempat tinggal, hobi, aktivitas di lembaga dll. Sedangkan hayatul khas, sudah sangat privasi sekali yang menyangkut kehidupan pribadi (keadaan keluarga, keadaan dirinya) di luar itu konteksnya sudah hayatul khas.
Bagi akhwat tidak boleh menceritakan hal-hal pribadi pada ajnaby (orang asing). Akhwat boleh menceritakan hal-hal terkait pribadinya jika ia telah dikhitbah untuk lanjut ke jenjang pernikahan.
Dan ketika berinteraksi dengan lawan jenis akhwat diharapkan bertindak dan berbicara seperlunya saja, tegas dan jelas. Dalam aktivitas yang berkaitan dengan lawan jenis, seorang akhwat seringkali mudah melakukan pelanggaran. Mungkin karena secara psikologis akhwat memiliki karater ingin diperhatikan atau malah kadang cari perhatian agar bisa berinteraksi dengan lawan jenis, apalagi kalau sudah menyangkut "masalah hati."
Tapi berinteraksi dengan ikhwan dalam konteks mendiskusikan ilmu, menurut saya ini dibolehkan, tapi, ada beberapa hal kita sendiri bisa menjaminnya sesuai dengan perkataan Rasulullah Saw, "Jika kalian tidak memiliki rasa malu maka bertindaklah sesuka kalian."
Yang dimaksud hal-hal yang kita harus bisa menjaminnya adalah kemungkinan timbulnya fitnah. Mungkin kita bisa berdalih dengan mengatakan "Saya dengan dia cuma teman, hanya sebatas sharing ilmu." Tapi saya berpendapat sebaiknya dicari "aman" nya saja, karena fitnah itu diibaratkan mencemarkan dan menjatuhkan kehormatan seorang akhwat dan manjaga ’iffah / kehormatan itu wajib hukumnya.
Mubah hukumnya untuk berinteraksi dengan ikhwan dalam masalah ilmu, kareka khawatir seorang akhwat akan menceritakan sesuatu yang masuk dalam wilayah khas, sehingga yang mubah menjerumuskan ke haram.
Bagaimana dengan diskusi di forum internet atau milis? Menurut saya, dalam wilayah ini sifatnya lebih 'aam karena diketahui banyak orang pembahasannya pun seputar perkara yang dibolehkan. Dalam hal ini saya ingin mengutip perkataan Abu Bakar, "Berhati-hatilah dalam bertindak karena dari hati-hati tadi memberikan manfaat bagimu."
2.Hayatul khas
Hayatul khas atau kehidupan khusus adalah perkara seputar pribadi dan ini hanya boleh di ketahui oleh keluarga ‘mahram’ dan sesama kaum perempuan dalam lingkungan kita. Contohnya, menceritakan keadaan dirinya dan keluarganya, target hidup, target dakwah dll. secara detil, kecuali seorang akhwat sudah dikhitbah.
Seorang ikhwan yang faham akan apa arti kehormatan bagi seorang akhwat pasti maklum atas sikap tegasn seorang akhwat dan tidak dimaknai sebagai sikap jaim (jaga image) atau jutek, terlalu saklek atau apalah namanya. Tegas bukan berarti memaksa agar pandangannya di terima atau egois tapi demi menjaga kehormatan.
Intinya, dalam hal ini sangat dibutuhkan ketegasan dari masing-masing pihak, baik maupun akhwat untuk menjaga 'iffahnya masing-masing. Rasulullah Saw bersabda, "Sesungguhnya perkara halal itu jelas, dan perkara haram itu jelas; serta di antara keduanya terdapat perkara mutasyabihat yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menjauhi syubhat, sungguh ia telah terbebas dari dosa, dalam agama dan kehormatannya. sebaliknya, siapa yang terjerumus pada perkara syubhat berarti ia telah terjerumus dalam perkara haram," (HR. Imam Bukhari, Muslim dan ashabun Sunan)
Rabbanaghfirlanaa dzunuubanaa isyraafanaa fii amrina. Wallahu’alam.
Penulis: Shinta Mardhiah Alhimjarry, Bandung
syi_khilafah@yahoo.co.id

DAFTAR PRODUK ZIONIS ISRAEL DAN ANTEKNYA YG HARUS DIBOIKOT!!!

Sebagai sesama muslim, sudah seharusnya kita membantu muslim Palestina. Salah satunya yaitu dengan memboikot produk-produk Amerika dan Israel dan hal ini adalah sebagai perwujudan nyata dari persaudaraan antar sesama muslim.

Berikut daftar produk Amerika yang wajib diboikot :

Restoran:

KFC
Arbys
McDonalds
McBurger
Pizza Hut
Chilies
Hardees
Paridies
Pizza Little Sitzer
Jack in the Box
A&W
Kantez
Baskin Robbins
Wimpy
Dominos Pizza
Texas
Slizer

Produsen Makanan & Minuman AS:

Minuman:

- Pepsi dan anak perusahaannya: Mirinda dan 7up
- Coca-Cola dan anak perusahannya (Anda kalau membaca tulisan Cola-cola dari belakang botol, akan tertulis: no Muhammad, no Mecca): Sprite dan Fanta


Produk Hanes and Crystal: Mayonnaise, Kecap
California Garden and Warner & Lambert
T-Shirt, Sepatu: Semua baju dan sepatu merk Nike (pernah tertulis kata “Allah” dalam sebuah produknya), Adidas, Kate dan Calvin Klein

Peralatan Listrik : Power, Union Air, Clifinitour , Admiral, Harmony, Alaska, Duncan, Motorola, Alcatel.

Baterei: Everydy, Energizer dan Doorsill

Mobil: Ford, Chrysler, Hammer, Chevrolet, Puck

Dan Semua produk General Electric

Perusahaan-Perusahaan AS yang mendanai Zionisme Internasional:


A & M FOODS
A & W BRANDS
A. CAMACHO, INC .
A. ZEREGA’S SONS
A. PANZA & SONS
A.E. STALEY MANUFACTURING COMPANY
A.J. ALTMAN
A.L. BAZZINI CO
A ARHUS, INC
ABBA AB BEIJER COMPANY
ABCO LABORATORIES
ABEL & SCHAFER
ABELES & HEYMANN
ABRAHAM’S NATURAL FOOD
ACCRU PAC GROUP
ACE BAKING CO .
ACIME SMOKED FISH CORP
ADAMS VEG. OILS
ADAM MILLING
ADRIENNE’S GOURMET FOODS
ADVANCED SPICE & TRADING
AG PROCESSING
AGRO FOODS
AIR PRODUCTS & CHEMICALS,INC
AJINOMOTO, U.S.A
AK PHARMA, INC
AKZO & PACIFIC OLEOCHEMICALS
ALBERTO-CULVER COMPANY
ALBRIGHT & WILSON CO .
ALCAN FOIL PRODUCTS
ALEX FRIES & BROS .
ALGOOD FOOD COMPANY
ALL STAR FOODS
ALLE PROCESSING
LLEN FOOD PRODUCTS
ALLFRESH FOOD PRODUCTS
ALLIED CUSTOM GYPSUM COMPANY
ALLIED FOOD DISTRIBUTORS
ALLTECH
ALEO FARMS
ALTA DENA
� ALUMAX FOILS

Bahan-bahan Kimia dan pembersih:

1. PT. Procter and Gamble (memproduksi: Oloiez, Pampers, Ferry, Downy, Ariel, Tide, Head and Shoulder, Pantene, Camay, Zeset, Mack Factor, Carmen)

2. PT. Johnson & Johnson (memproduksi: Shower to Shower, Cream Johnson�)

3. Nectar

4. Avon

5. Revlon

6. Gardena

7. Pasta gigi Corset

Alat Tulis: Bulpen merk Shiver, Parker dan Hear

Bank Amerika: Bank America International, American Express, Bank of America, Bank of New York
Lain-lain: Rokok AS seperti: Marlboro, Kant, Janstown, Lark, Merit, Gold Cost, Carlton, LM, More.

Sabtu, 09 Januari 2010

Wanita Perlu Berjihad

kaum wanita itu mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Kerana wanita itulah ibu, wanita itu jugalah seorang isteri , anak saudara, teman dan rakan. Jika baik wanita itu, maka baiklah juga masyarakatnya.
Tetapi malangnya ramai kaum wanita yang lupa dan tidak tahu bahawa mereka juga mempunyai peranan yang penting dalam mmbantu memperjuangkan agama, ataupun BERJIHAD. Tetapi bagaimanakah skop jihad itu bagi kaum wanita? Adakah perlu mengangkat senjata dan berperang di medan jihad?
Jihad itu menurut bahasa adalah:

“Mengerah kekuatan dan apa yang termampu”
Sedangkan mengikut syara’pula:
“Melawan orang-orang kafir, mengajak mereka masuk ke dalam agama islam yang haq dan memerangi mereka jika menentang untuk menerima islam.”
Manakala Ibnul Qayyin Al-Jauziyah rahimahullah menyebut jihad itu sebagai perjuangan menegakkan Islam dengan cara Islam. Dan beliau membahagikan jihad itu kepada empat tingkat:

1. Jihad melawan nafsu.
2. Jihad melawan syaitan.
3. Jihad melawan orang-orang kafir.
4. jihad melawan kemungkaran dan orang-orang zalim.

Jihad Melawan Nafsu.

Jihad ini juga terbahagia kepada 4 :

1. Jihad untuk mempelajari ajaran islam yang benar.

Setiap muslimah itu mempunyai tanggungjawab sebagaimana juga kaum lelaki. Seperti di dalam hadtith riwayat Muslim, Nasa’I dan Ibnu Majah:

“Sesungguhnya wanita itu adalah saudara kandung lelalki”.

Dalam sebuah hadith yang lain pula Rasullullah Salallahu A’laihi Wa Saalam bersabda:

“Menuntut ilmu adalah kewajipan setiap Muslim” (H.R Ibnu Majah)

Kewajipan menuntut ilmu itu ternyata diperintahkan secara umum kepada semua Muslim samada lelaki mahupun perempuan. Antara ilmu yang perlu dipelajari adalah ilmu asas dalam agama iaitu aqidah,hukum solat, puasa, zakat dan sebagainya.

Ilmu ini ternyata amat penting untuk difahami dan dipelajari oleh kaum wanita khasnya kerana dilihat pada masa kini kaum wanita sering kali melakukan perkara-perkara yang menjurus kepada syirik juga khurafat. Hanya kerana ceteknya pengetahuan dan ilmu mereka dalam hal agama. Jika kita lihat adat-adat dan budaya melayu yang selalunya dihidupkan dan diamalkan oleh kaum wanita, kebanyakkannya termasuk dalam perkara bida’h yang sesat juga mempunyai unsur-unsur khurafat. Ini semua tidak lain berpunca kerana tidak mempunyai ilmu. Cuba bayangkan jika nanti kefahaman dan amalan yang salah itu diturunkan pula kepada anak-anak dan keluarganya, maka rosaklah agama dan aqidah masyarakat.

Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin ada menyebut:

“Mempelajari ilmu agama tentang kewajipan agama, halal dan haram adalah fardhu a’in”

Bermaksud bahawa menuntut ilmu agama itu adalah fardhu ai’n iaitu wajib. Oleh itu sudah menjadi satu kewajipan kepada kita semua umat islam untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut, tidak kira lelaki mahupun wanita.Tiada pengkhususan hanya kepada kaum lelaki sahaja tau kaum wanita sahaja. Semua orang Islam wajib mempelajari dan menuntut ilmu.

Malah Saidatina Aisyah Radiyallahu A’nha sendiri dikenali dengan kecerdikkannya dalam pelbagai ilmu. Beliau juga seorang wanita dan isteri tetapi perjuangannya dan perananannya dalam menyebarkan ilmud an islam tidak pernah tersekat mahupun terhalang. Sehinggakan beliau sering menjadi rujukan orang ramai. Urwah Bin Zubair dari ayahnya mengatakan:

“Saya tidak mendapati seorang pun yang lebih pandai dengan Al Quran, perkara-perkara fardhu, halal dan haram , syair, perkataan arab dan nasab daripada Aisyah Radiyallahu a’nha“.

Jadi pemikiran bahawa wanita itu tidak perlu untuk menuntut ilmu sampai ke tahap yang tinggi amat salah sekali. Ilmu itu dituntut bukan inginkan segulung ijazah, tetapi untuk menjadi panduan dalam hidup kita seharian. Biarpun nanti wanita itu tempatnya hanya di dalam rumah, tetapi dalam urusan menguruskan keluarga seharusnya juga perlu kepada ilmu. . Bukan hanya tertumpu pada ilmu keduniaan sehingga mengabaikan terus ilmu agama dan akhirat yang merupakan penyuluh jalan kehidupan kita di dunia ini. Andai tiada cahaya penyuluh itu,maka akan kegelapan da tersesatlah kita dalam perjalanan hidup kita.

Malah ilmu juga amat penting dalam setiap amalan kita. Kerana setiap amalan itu seharusnya bertunjangkan ilmu. Kita semua perlu tahu dan faham kenapa perkara ini perlu dilakukan.Adakah ia bertepatan dengan syaria’t islam atau tidak?

Seperti di dalam sebuah hadith Rasulullah Salallahu A’laihi Was Salam bersabda:

“Tanpa ilmu semua amal kebaikan yang kita lakukan akan ditolak (HR Muslim).

Allah juga ada berfirman:

”Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya…” [Al-Israa’:36]

Seperti kebanyakkan orang awam walaupun tidak mempunyai kemampuan memahami hukum hakam agama dengan baik dan hanya bergantung dengan ilmu dan ajaran dari guru, mereka juga tidak seharusnya hanya mengikut begitu sahaja, malah digalakkan juga bagi kita untuk mencari dalil dari alquran dan hadith untuk meneguhkan lagi keyakinan dan membenarkan lagi ilmu yang dipelajari.

Ingatlah, bahawa segala usaha dan kesusahan kita dalam usaha mendapatkan ilmu juga akan mendapat ganjaran dari Allah. Seperti di dalam sebuah hadith:

Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga.” [Bukhari-Muslim]

2. Berjihad untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki setelah mempelajarinya.

Apabila ilmu sudah penuh di dada, kewajipan dan tanggungjawab seterusnya sudah pasti adalah mempraktikannya dalam kehidupan seharian.Ada pepatah mengatakan ilmu tanpa amal ibarat pokok yang tidak berbuah.

Misalnya jika sudah tahu, menutup aurat itu wajib, maka wajiblah bagi kita untuk memakai tudung, dan berpakaian yang sopan menepati syaria’t. Begitu juga apabila sudah tahu bahawa ibadah solat itu wajib, maka wajiblah bagi wanita itu untuk tetap dengan solatnya 5 kali sehari tanpa melengahkan atau sengaja meninggalkannya. Ini lah yang dikatakan ilmu dan amal.

Dalam sebuah hadith dari riwayat Ad-Dailami ada menyebut:

“Seorang alim yang tidak beramal seperti lampu yang membakar dirinya sendiri”

Sebaliknya jika orang yang berilmu itu mengamalkan ilmu yang dipelajari, ganjaran pula yang akan diterima seperti firman Allah dalam surah Al Buruj:

“„Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang soleh bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah
keberuntungan yang besar”

Malah banyak lagi ayat-ayat AlQuran yang menceritakan tentang ganjaran kepada orang berilmu dan mengamalkannya. Oleh itu, berusahalah untuk berjihad dan berusngguh-sungguh untuk mengamalkan dan mempraktikannya dalam kehidupan kita.

3. Berjihad untuk menyampaikan ilmu tersebut.

Setelah ilmu dituntut, kemudian di amalkan, tidak lengkap jika ilmu itu tidak disebarkan dan dikongsikan bersama orang lain. Rasullullah Sallahu A’laihi Was salam pernah bersabda:

“Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya
adalah sedeqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi
ahlinya di dunia dan di akhirat. “(HR. Ar-Rabii’)

Baginda bersabda lagi:

“Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada solat sunat seratus rakaat. Pergi mengajarkan satu bab ilmu lebih
baik daripada solat seribu raka’at. ” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadith yang lain pula Rasullaullah Salallahu A’laihi Was Salam bersabda:

“Sesungguhnya Allah, para malaikat,para penduduk langit dan bumi, sehingga semut-semut didalam lubangnya, juga ikan-ikan di lautan, semuanya mendoakan seseorang yang mengajarkan kebaikkan kepada manusia”(H.R At Tirmidzi)

Inilah dia kelebihan dan ganjaran bagi orang yang menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain. Sebaliknya pula jika ilmu itu disimpan dan dirahsiakan, Sabda baginda:

“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahsiakannya maka dia akan datang pada hari kiamat dengan kendali di mulutnya dari api neraka.” (HR. Abu Daud)

Tetapi kita sebagai seorang wanita, tugas dalam menyebarkan ilmu, tidaklah dalam lingkungan yang luas dan besar seperti kaum lelaki. Mulakan dahulu dakwah kepada ahli keluarga terdekat terlebih dahulu seperti yang dilakukan oleh Luqman Al- Hakim yang mengajarkan kepada anaknya tentang larangan mempersekutukan Allah.

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan
Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” [Luqman:13]

Jadi, cukuplah jika wanita itu menumpukan dakwah dan penyampain ilmunya terlebih dahulu kepada ahli keluarganya. Kemudian kepada saudara dan kenalan rapat. Sampaikan kepada mereka semua tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat dan ajaklah mereka kepada melakukan amal makruf dan ingatkanlah mereka agar menjauhkan kemungkaran. Usaha ini juga adalah satu jihad membantu agama islam. Biarpun dalam skop dan lingkuangan yang kecil, sesuailah dengan kemampuan dan kudrat seorang wanita.

4. Berjihad dengan sentiasa bersabar ketika menyampaikan ilmu dan dakwah.

Perjuangan menegakkan islam itu tidak pernah melaui jalan yang mudah. Penuh duri dan liku seperti yang dialami oleh rasul-rasul ulul a’zmi yang terdahulu. Tetapi hanya kesabaran yang membantu menguatkan dan meneguhkan semnagat mereka dalam usaha dakwah dan menegakkan islam. Kerana itu, Allah membalas kesabaran setiap hamba-Nya dengan ganjaran yang tidak ternilai.

“Sesungguhnya hanya orang-orang bersabarlah yang dicukupkan pahala meraka tanpa batas.” (surah Az-Zumar:10)

Seperti mana usaha kita dalam menasihati anak-anak, suami dan ahli keluarga yang lain, pasti tidak semua yang kita sampaikan akan diterima terus oleh mereka. Lebih-lebih lagi wanita ini apabila bercakap sering kali dikaitkan dnegan berleter. Ternyata kesabaran sahaja lah yang menguatkan semangat kita untuk tidak jemu menasihati dan berdakwah kepada mereka insan-insan tersayang.

Begitu juga sesama rakan-rakan, tidak mudah untuk menegur teman sendiri. Malah berdakwah kepada teman terdekat adalah yang paling sukar sekali untuk dilakukan. Jika tersilap, mungkin ikatan persahabtan yang terjalin sekian lama boleh terputus. Malah kita juga berkemungkinan akan dipulaukan dan dimusuhi oleh teman-teman lain yang tidak berpuas hati dengan teguran dan nasihat yang kita berikan. Tetapi, sesukar mana pun usaha kita, itu lah jihad kesabaran yang perlu kita lakukan jika benar-benar kita ingin membantu agama.

Seperti di dalam firman Allah:

“Demi masa.(1) Sesunggungguhnya semua manusia berada dalam kerugian.(2) Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih. Saling berpesan kepada kebenaran dan berpesan pada kesabaran. (3) (Surat Al-‘Asr : 1-3)

Semoga kita semua tergolongan dalam golongan ini, golongan yang beruntung. Iaitu golongan yang beriman dan beramal soleh yang menegakkan kebenaran dengan membantu agama Allah dengan penuh kesabaran.
sumber:www.nt virus.wordpress.com

Mobil Dinas RI Lebih Mahal Daripada Mobil PM Jepang

Ini dia daftar harga mobil dinas pejabat di beberapa negara:

- PM Inggris (Toyota Prius 197 juta),

- Kekaisaran Jepang (Toyota Century Royal - 469 juta),

- PM Jepang (Lexus - 692 juta),

- PM Malaysia (Proton - 383 juta),

- Presiden China (BMW 7 Series - 1.2 M)…

- Menteri di Indonesia? 1.3 M…

Sepertinya tak henti rakyat disodori oleh berita yang sarat dengan politik. Masih dalam suasana berduka, karena bangsa ini kehilangan salah seorang Guru Bangsa-nya, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur; kini para menteri yang bikin berita.

Bukan… bukan tentang prestasi yang mereka raih atau rencana kerja yang mereka rancang.

Tapi, tentang Rp 108 Milyar dana yang digunakan untuk membeli mobil mewah terbaru menggantikan mobil dinas para menteri itu. Konon harganya per unit Rp 1.3 M, walaupun dibantah tanpa dijelaskan berapa harga sebenarnya.

Pro kontra muncul.

Yang kontra mengatakan bahwa pembelian mobil baru yang mewah itu, kontraproduktif dengan kondisi bangsa yang prihatin. Karena, 1 unit mobil itu, biayanya bisa digunakan untuk membangun 4 unit sekolah. Beberapa menteri yang menolak menggunakan mobil itu, berdalih benar, dengan mengatakan tidak nyaman menggunakan kendaraan yang mewah di tengah kemiskinan yang masih banyak di Indonesia.

Yang pro berdalih juga; bahwa mobil itu punya imbas terhadap kinerja mereka, menjadi penambah semangat kerja. Wah.. di jalan-jalan Jakarta yang seperti itu, mobil sekelas 3000 cc tentu bukan mobil yang cocok digunakan, apalagi untuk para pejabat yang waktunya tentu tak banyak dihabiskan di jalanan. Mereka banyak menghabiskan waktu di ruangan sejuk atau malah melakukan perjalanan ke daerah.

Pejabat yang kontra atau tak setuju dengan pengadaan mobil itu memiliki kepekaan sekaligus kecerdasan emosi, karena bisa jadi kebijakan itu melukai rakyat; sama sekali tindakan yang tidak empatik.

Pejabat dan menteri yang pro dan sangat setuju untuk menikmati fasilitas baru itu, minteri rakyat dengan dalih performance, productivity dan semangat kerja. Sangat aneh, jika para menteri itu masih dalam tingkatan pemenuhan kebutuhan kenyamanan di tingkat seperti itu.

Menteri yang minteri, berdalih segala rupa, atas nama kepentingan bangsa, padahal sebenarnya untuk kepentingannya pribadi, jelas menjadi preseden buruk dari bagaimana kepemimpinan seharusnya menjadi teladan.

Jika para pejabat dan menteri tetap minteri rakyat dengan cara seperti itu, maka siklus mengejar jabatan demi mengejar kenyamanan fasilitas, tak akan bisa terputus…..

Rakyat bisa kembali dilukai hatinya…

sumber;www.lebah cerdas.blogdetik.com

Rabu, 06 Januari 2010

Hakikat Jiihad


Jihad merupakan puncak kekuatan dan kemuliaan Islam. Orang yang berjihad akan menempati kedudukan yang tinggi di surga, sebagaimana juga memiliki kedudukan yang tinggi di dunia Secara umum, hakikat jihad mempunyai makna yang sangat luas iaitu berjihad melawan hawa nafsu, syaitan, dan orang-orang fasik dari kalangan ahli bid’ah dan maksiat. Sedangkan menurut syara’ jihad adalah mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang kafir. [Lihat Fathul Bari 6/77] Sehingga dapat disimpulkan, jihad itu merangkumi empat bahagian :

A)Jihad melawan hawa nafsu yang meliputi empat masalah iaitu:-

i)berjihad melawan hawa nafsu dalam mencari dan mempelajari kebenaran agama yang haq.
ii)berjihad melawan hawa nafsu dalam mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.
iii)berjihad melawan hawa nafsu dalam mendakwahkan ilmu dan agama yang haq.
iv)berjihad melawan hawa nafsu dengan bersabar dalam mencari ilmu, beramal dan dalam berdakwah.

B)Jihad melawan syaitan yang dapat dilakukan dengan dua cara:-

i)berjihad melawan syaitan dengan menolak setiap apa yang dilancarkan syaitan yang berupa syubhat dan keraguan yang dapat mencederai keimanan
ii)Berjihad melawan syaitan dengan menolak setiap apa yang dilancarkan syaitan dan keinginan-keinginan hawa nafsu yang merosak.

C)Berjihad melawan orang-orang fasik, pelaku kezaliman, pelaku bid’ah dan pelaku kemungkaran

Jihad ini meliputi tiga tahapan iaitu:-

i)dengan tangan apabila mampu.
ii)Jika tidak mampu, maka dengan lisan
iii)jika tidak mampu juga, maka dengan hati, yang setiap kaum muslimin wajib melakukannya. Yaitu dengan cara membenci mereka, tidak mencintai mereka, tidak duduk bersama mereka, tidak memberikan bantuan terhadap mereka, dan tidak memuji mereka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Tiga perkara ; barangsiapa yang pada dirinya terdapat tiga perkara ini, maka dia akan mendapatkan kelazatan iman ; Allah dan RasulNya lebih dicintai daripada yang lainnya, ia mencintai seseorang hanya karena Allah dan dia benci kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam neraka” [HR Bukhari dan Muslim]

“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi kerana Allah, maka dia bererti telah sempurna imannya” [HR Abu Dawud]

“Barangsiapa membuat perkara yang baru atau mendukung pelaku bid’ah, maka dia terkena laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia” [HR Bukhari dan Muslim]

Berjihad melawan orang fasik dengan lisan merupakan hak orang-orang yang memiliki ilmu dan kalangan para ulama iaitu dengan cara menegakkan hujjah dan membantah hujjah mereka, serta menjelaskan kesesatan mereka, baik dengan tulisan ataupun dengan lisan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan : “Yang membantah ahli bid’ah adalah mujahid” [Lihat Al-Fatawa 4/13]

Syaikhul Islam juga mengatakan : “Apabila seorang mubtadi menyeru kepada aqidah yang menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah, atau menempuh manhaj yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, dan dikhawatirkan akan menyesatkan manusia, maka wajib untuk menjelaskan kesesatannya, sehingga orang-orang terjaga dari kesesatannya dan mereka mengetahui keadaannya” [Lihat Al-Fatawa 28/221]

Oleh karena itu, membantah ahli bid’ah dengan hujjah dan perbalahan, menjelaskan yang haq, serta menjelaskan bahaya aqidah ahli bid’ah merupakan sesuatu yang wajib untuk membersihkan ajaran Allah, agamaNya, manhajNya, syari’atNya.Berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, menolak kejahatan dan kedustaan ahli bid’ah merupakan fardu kifayah kerana seandainya Allah tidak membangkitkan orang yang membantah mereka, tentulah agama itu akan rosak.

Ketahuilah, kerosakan yang ditimbulkan dari perbuatan mereka, lebih berbahaya daripada berkuasanya orang kafir. Ini adalah kerana kerosakan orang kafir dapat diketahui oleh setiap orang, sedangkan kerosakan pelaku bid’ah hanya diketahui oleh orang-orang alim. Adapun berjihad melawan orang fasik dengan tangan, maka ini menjadi hak bagi orang-orang yang memiliki kekuasaan atau Amirul Mukminin, iaitu dengan cara menegakkan hudud (hukuman) terhadap setiap orang yang melanggar hukum-hukum Allah dan RasulNya. Sebagaimana pernah dilakukan Abu Bakar dengan memerangi orang-orang yang menolak membayar zakat, Ali bin Abi Thalib memerangi orang-orang Khawarij dan orang-orang Syi’ah Rafidhah.

D)Jihad melawan orang-orang munafik dan kafir

Bagaimana dengan berjihad melawan orang-orang munafik dan kafir?Al-Imam Ibnu Qayyim menyatakan, jihad memerangi orang kafir adalah fardhu ‘ain ; dia berjihad dengan hatinya, atau lisannya, atau dengan hartanya, atau dengan tangnnya ; maka setiap muslim berjihad dengan salah satu di antara jenis jihad ini. [Lihat Zadul Ma’ad 3/64]

Akan tetapi, berjihad memerangi orang kafir dengan tangan hukumnya fardhu kifayah, dan tidak menjadi fardhu ‘ain, kecuali jika terpenuhi salah satu dari empat syarat berikut ini :

i)Apabila dia berada di medan pertempuran
ii)Apabila negerinya diserang musuh. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan ; “Apabila musuh telah masuk menyerang sebuah negara Islam, maka tidak diragukan lagi, wajib bagi kaum muslimin untuk mempertahankan negaranya dan setiap negara yang terdekat, kemudian yang dekat, karena negara-negara Islam adalah seperti satu negara” (Al-Ikhtiyarat : 311) Jihad ini dinamakan Jihad Difa’.
iii)Apabila diperintah oleh Imam (Amirul Mukminin) untuk berperang
iv)Apabila dibutuhkan, maka jihad menjadi wajib. [Lihat al-Mughni, Al-Majmu’, Zaadul Mustaqni]

Adapun disyariatkan jihad melawan orang kafir (dengan tangan), melalui tiga tahapan iaitu:-

i)Diizinkan bagi kaum muslimin untuk berperang dengan tanpa diwajibkan. Allah berfirman. “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” [Al-Hajj : 39]

ii)Perintah untuk memerangi setiap orang kafir yang memerangi kaum muslimin. Allah berfirman. “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” [Al-Baqarah : 190]

iii)Perintah untuk memerangi seluruh kaum musyrikin sehingga agama Allah tegak di muka bumi. “Dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya ; dan ketahuiilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa” [At-Taubah : 36]

Tahapan yang ketiga ini tidak dimansuh sehingga menjadi ketetapan wajibnya jihad sampai hari kiamat. Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata : “Marhalah (tahapan) yang ketiga ini tidak dimansuh, tetap wajib sesuai dengan kondisi kaum muslimin” [Fadlu Al-Jihad Wal Mujahidin, 2 : 440]

Demikian secara singkat hakikat jihad berserta tahapan-tahapan perintah tersebut. Semua ini harus difahami oleh kaum muslimin, sehingga dalam menetapkan jihad, sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Wallahu a’lam

*Karangan Ustadz Abu Qatadah dan disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun IX/1426H/2005M.Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016

Nikah Muda dan Bahagia


Begitu saja aku dengari suatu ayat-ayat Al Quran yang membuatkan aku tersentak!



Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di kalangan kamu dan juga orang-orang yang layak menikah dikalangan hamba sahaya kamu laki-laki dan perempuan, jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurniaannya.Dan Allah maha Luas (Pemberiannya),lagi Maha Mengetahui (QS Annur :32)

Merupakan suatu perintah Allah agar segera menikahkan orang-orang yang masih bujang di kalangan kita.Bahkan seandainya kita termasuk golongan yang tidak mampu, jangan bimbang Allah swt sendiri akan memampukan kita.

Andai kita belum yakin dengan ayat Allah SWT perkataan apa lagi di dunia ini yang dapat menjadikan kita yakin terhadap sesuatu? Bah kan Rasullulah juga bersabda yang bermaksud:

“Carilah oleh kalian rezeki dalam pernikahan (dalam kehidupan berkeluarga) “
(Hadith riwayat Imam Ad Dhalani) dalam Musnad Al Firdaus

Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah bersabda, “ 3 golongan yang akan selalu di beri pertolongan oleh Allah ialah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah swt ,seorang penulis yang selalu memberi penawar dan seorang yang menikah demi menjaga kehormatan dirinya” (Hadith riwayat Thabrani) dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim, dari Ad Dur Al Mantsur.

Abu Bakar As Siddiq pernah berkata “ Taatlah kamu kepada Allah dalam apa yang diperintahkan kepadamu iaitu perkahwinan,maka Allah akan melestarikan janjiNYA kepadamu iaitu kekayaan“.

Allah telah berfirman “Jika mereka miskin Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan kurniaannya” (QS Annur:32)

Apa lagi alasan mereka yang telah diberi kesihatan tubuh badan ,keinginan yang kuat untuk bersama pasangan dan mempercayai Allah sebagai tuhan(ialah) untuk mengatakan diri ini belum memilih nikah sebagai jalan? Andai membujang itu suatu pilihan yang diberikan kepada mereka yang beriman.Maka ia adalah sesuatu yang dikategorikan sebagai kehinaan.

Rasullah bersabda lagi,Hadith Saad bin Abi Waqas berkata :
”Rasullulah saw melarang Uthman bin Mazun dari membujang,seandainya baginda merestuinya,pasti kami akan membujang” (Sahih Muslim)

Sabda baginda lagi: dari Anas ra, Rasullulah Al Ma’shum bersabda,
“Barangsiapa mempunyai anak perempuan yang telah mencapai umur 12tahun,lalu ia tidak segerakan mengahwinkannya kemudian anak perempuan tersebut melakukan dosanya di tanggung oleh ayahnya”. (Hadith riwayat Baihaqi)

Ibnu Ma’ud pernah mengatakan, “Seandai tinggal sepuluh hari sahaja dari usiaku ,niscaya aku tetap ingin kahwin agar aku tidak menghadap Allah dalam keadaan masih bujang”

Sahabat-sahabat sekalian,seandainya mahu merenung akan hadith-hadith ini,maka apa lagi yang dinanti,berusahalah sedaya upaya kita untuk menikah.Kerana hadith yang menyuruh bernikah berbunyi:

Abdullah bin Mas’ud ra: diriwayatkan dari Al Qamah ra katanya:
“Aku berjalan-jalan di Mina bersama Abdullah ra yang kemudian menghampiri Abdullah ra. Setelah berbincang beberapa ketika,Othman ra bertanya,wahai abu abdul rahman;mahukah aku jodhohkan kamu dengan seorang perempuan muda? Mudah mudahan perempuan itu akan dapat mengigatkan kembali masa lampau mu yang indah”

Mendengar tawaran itu Abdullah ra menjawab;

“Apa yang kamu ucapkan itu adalah sejajar dengan apa yang pernah di sabdakan oleh rasullulah saw kepada kami “

“Wahai golongan pemuda! Sesiapa di antara kamu yang telah mempunyai keupayaan iaitu zahir dan batin untuk berkahwin, maka hendaklah dia berkahwin,sesungguhnya perkahwinan itu dapat menjaga pandangan mata dan menjaga kehormatan.maka sesiapa yang tidak berkemampuan,hendaklah dia berpuasa kerana puas itu dapat mengawal iaitu benteng nafsu”
(Hadith riwayat Muslim)

Seandainya kita telah berusaha sedaya upaya,serahkanlah semuanya pada Allah.Dialah yang memberi rezeki.Bukanlah orang itu termasuk dalam golongan tidak mampu,seandainya dia terus membiarkan dirinya saja,tidak berbuat apa-apa lalu apabila ditanyakan kepadanya lalu dia menjawab TIDAK MAMPU.Akan tetapi seorang yang tidak mampu adalah mereka yang telah berusaha sekuat hati ,namun hasilnya tetap di tahan oleh Allah SWT sebagai ujian untuk dirinya.

Seorang saudara mengadukan dirinya yang masih kurang iman kepada sahabatnya,
“Saya rasa masih tidak kuat lagi untuk menikah” .

Jawab sahabatnya,
“Justeru kerana kamu masih belum kuat imanlah kamu harus menyegerakan nikah, kan nikah itu menyempurnakan separuh dari agama ?”

Lantas di sebabkan iman kita yang kurang inilah kita harus segera bernikah.Bagaimana kalian sahabat-sahabat ku? Luruskan niatmu , jangan bernikah kerana keSERONOKan di dalamnya,jangan pula kerana orang mengatakannya BAIK atau apa sebab lain pun selain dari
Aku nikah kerana ALLAH dan RASUL SURUH !

Dan carilah pernikahan yang barakah.Zainab bin Jashyi dan Zaid bin Harithah yang cukup kuat iman mereka pun bercerai akhirnya.Zaid anak angkat Nabi,kekasih nabi,panglima perang ,manakala Zainab,ummul mukminin, satu figura yang tidak mungkin ada kelemahan dari imannya, mungkihkah lagi keimanan mereka diragukan.Lantas sahabat semua serahkan segalanya pada Allah SWT.

Bahagia bukan terletak pada kesenangan hidup,banyaknya harta,indahnya pasangan dan sebagainya.Bahagia itu terletak pada, firman Allah

“ Dan diantara tanda-tanda(kebesaran)Nya ilah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri,agar kamu cenderung dan berasa temteram kepadanya.Dan menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang”. (QS anRuum:21)

sumber;www.ntvirus.wordpress.com

Orang-orang yang di doakan oleh Malaikat

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah
(tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu"
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang senang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang sedang makan sahur"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"
(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

(taken from : bengkelrohani)

Semoga bermanfaat...dan semoga qt menjadi bagian dari barisan umat yang selalu dicintai dan didoakan oleh para penghuni langit...amin


sumber:myblog-tentang bintang.blogspot.com

Wakyu-waktu yang tepat untuk berdoa


Allah siap sedia mendengar kita kapan pun & dimana pun. Tetapi, ada waktu-waktu spesial yang tepat untuk berdo’a. Jika kamu berdo’a pada waktu spesial ini, *insya Allah akan dikabulkan :

1. Waktu tengah malam atau akhir malam.
2. Sesudah shalat fardhu.
3. Antara azan & iqomah.
4. Pada hari jum’at.
5. Hari Arafah, 9 Dzulhijjah.
6. Bulan Ramadhan.
7. Pertengahan bulan sya’ban.
8. Saat sedang dalam perjalanan.
9. Pada hari raya Idul Fitri.
10. Pada bulan Rajab, malam Isra’ Mi’radj.

Agar do’a kamu terkabul :

* Luruskan niat. Pastikan hatimu khusyu’ meminta kpd Allah, seolah Allah hadir di dekat kita.
* Usahakanlah menghadap ke kiblat.
* Mulailah dengan mengucapkan basmallah disertai puji-pujian.
* Jangan lupa menyampaikan shalawat kpd Nabi Muhammad SAW.
* Pastikan bahwa kamu berhusnudzhon {berbaik sangka} kpd Allah bahwa do’a kamu dikabulkan dan tidak akan kecewa jika do’amu belum terkabul dalam waktu dekat.
* Gunakanlah kalimat yang biasa, tidak berbau mendesak, atau kalimat yang dibuat-buat.
* Lafalkanlah do’amu dengan jelas.
* Jangan lupa beristighfar memohon ampunan untuk dirimu & Ortumu.
* Pilihlah waktu-waktu terbaik untuk do’amu.

*Semoga do’a kita terkabul, AMIN YA..ROBBAL ‘ALAMIN!!!

Senin, 04 Januari 2010

Hal Yang Perlu di Perhatikan Oleh Wanita-Penting Banget Buat Ceweks


“Hal yang dianggap paling sepele, tapi mempengaruhi kecantikan luar dan dalam diri seorang wanita….
Yang kadang kaum wanita dan pria pun menganggapnya terlalu hiperbolis dan fanatik….”



Kebanyakan saudari muslimah secara tidak sadar atau karena belum tahu hukumnya dalam islam, melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat islam. Hal-hal yang dilarang keras bahkan pelakunya diancam siksaan yang pedih. Padahal Allah sudah memberikan tuntunan dan peringatan serta balasan atas perbuatan yang dilakukan.

1. Kewajiban memakai Jilbab

Masih saja ada yang menanyakan(menyangsikan) kewajiban berjilbab. Padahal dasar hukumnya sudah jelas yaitu:

* Surat Al-Ahzab ayat 59 (33:59)Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan hijab keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
* Surat An-Nuur: ayat 31 (24:31)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasanny, kecuali yang biasa tampak padanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putri mereka atau putra-putri suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau buda-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lelaki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung ”“(Ini adalah) satu surat yang kami turunkan dan kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya”. (An-Nuur:1)

Ayat pertama Surat An-Nuur yang mendahului ayat-ayat yang lain. Yang berarti hukum-hukum yang berada di surat itu wajib hukumnya.

* Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya:

“Janganlah kaum wanita menampakkan sedikitpun dari perhiasan mereka kepada pria-pria ajnabi (yang bukan mahram/halal nikah), kecuali yang tidak mungkin disembunyikan.”

* Ibnu Masud berkata : Misalnya selendang dan kain lainnya. “Maksudnya adalah kain kudung yang biasa dikenakan oleh wanita Arab di atas pakaiannya serat bagian bawah pakiannya yang tampak, maka itu bukan dosa baginya, karena tidak mungkin disembunyikan.”
* Al-Qurthubi berkata: Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam sedangkan ia memakai pakaian tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya :
“Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Semoga Allah memberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya.”
* Juga berdasarkan sabda Nabi shalallohu ‘alahi wa sallam:

“Ada tida golongan yang tidak akan ditanya yaitu, seorang laki-laki yang meninggalkan jamaah kaum muslimin dan mendurhakai imamnya (penguasa) serta meninggal dalam keadaan durhaka, seorang budak wanita atau laki-laki yang melarikan diri (dari tuannya) lalu ia mati, serta seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya, padahal suaminya telah mencukupi keperluan duniawinya, namun setelah itu ia bertabarruj. Ketiganya itu tidak akan ditanya.” (Ahmad VI/19; Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad).
Tabarruj adalah perilaku wanita yang menampakkan perhiasan dan kecantikannya serta segala sesuatu yang wajib ditutup karena dapat membangkitkan syahwat laki-laki. (Fathul Bayan VII/19).

2. Menggunjing, Gosip = Ghibah

Maaf saudari muslimah, ini juga sangat2 sering dilakukan tanpa sadar. Begitu saja terjadi dan tiak terasa bahwa itu salah satu dosa, karena begitu biasanya. Definisi ghibah dapat kita lihat dalam hadits Rasulullah berikut ini:“Ghibah ialah engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Si penanya kembali bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah pendapatmu bila apa yang diceritakan itu benar ada padanya ?” Rasulullah menjawab, “kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika tidak benar, berarti engkau telah berbuat buhtan (mengada-ada).” (HR. Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas telah jelas bahwa definisi ghibah yaitu menceritakan tentang diri saudara kita sesuatu yang ia benci meskipun hal itu benar. Ini berarti kita menceritakan dan menyebarluaskan keburukan dan aib saudara kita kepada orang lain. Allah sangat membenci perbuatan ini dan mengibaratkan pelaku ghibah seperti seseorang yang memakan bangkai saudaranya sendiri. Allah berfirman:

” Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

3. Menjaga Suara

Suara empuk dan tawa canda seorang wanita terlalu sering kita dengarkan di sekitar kita, baik secara langsung atau lewat radio dan televisi. Terlebih lagi bila wanita itu berprofesi sebagai penyiar atau MC karena memang termasuk modal utamanya adalah suara yang indah dan merdu. Begitu mudahnya wanita memperdengarkan suaranya yang bak buluh perindu, tanpa ada rasa takut kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal Dia telah memperingatkan:“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al Ahzab: 32)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga telah bersabda : “Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah)”. (HR. At Tirmidzi, dishahihkan dengan syarat Muslim oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi`i dalam Ash Shahihul Musnad, 2/36).
Sebagai muslimah harus menjaga suara saat berbicara dalam batas kewajaran bukan sengaja dibikin mendesah-desah, mendayu-dayu, merayu, dan semisalnya. Wallahu a’lam

4. Mencukur alis mata

Abdullah bin Mas’ud RadhiyAllohu ‘anhu, dia berkata :“Alloh Subhanahu wa Ta’ala melaknat wanita yang mencukur alisnya dan wanita yang minta dicukurkan alisnya, wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Alloh”.

Mencukur alis atau menipiskannya, baik dilakukan oleh wanita yang belum menikah atau sudah menikah, dengan alasan mempercantik diri untuk suami atau lainnya tetap diharamkan, sekalipun disetujui oleh suaminya. Karena yang demikian termasuk merubah penciptaan Allah yang telah menciptakannya dalam bentuk yang sebaik- baiknya. Dan telah datang ancaman yang keras serta laknat bagi pelakunya. Ini menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.

5. Memakai Wangi-wangian

Dari Abu Musa Al-Asyari bahwasannya ia berkata: Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda:“Siapapun wanita yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina.” (Al-Hakim II/396 dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dari Zainab Ats-Tsaqafiyah bahwasannya Nabi bersabda shalallohu ‘alahi wa sallam:

“Jika salah seorang diantara kalian (kaum wanita) keluar menuju masjid, maka jangan sekali-kali mendekatinya dengan (memakai) wewangian.” (Muslim dan Abu Awanah).

Dari Musa bin Yasar dari Abu Hurairah: Bahwa seorang wanita berpapasan dengannya dan bau wewangian tercium olehnya. Maka Abu Hurairah berkata :

Wahai hamba Allah ! Apakah kamu hendak ke masjid ? Ia menjawab : Ya. Abu Hurairah kemudian berkata : Pulanglah saja, lalu mandilah ! karena sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah bersabda : “Jika seorang wanita keluar menuju masjid sedangkan bau wewangian menghembus maka Allah tidak menerima shalatnya, sehingga ia pulang lagi menuju rumahnya lalu mandi.” (Al-Baihaqi III/133).

Alasan pelarangannya sudah jelas, yaitu bahwa hal itu akan membangkitkan nafsu birahi. Ibnu Daqiq Al-Id berkata :

“Hadits tersebut menunjukkan haramnya memakai wewangian bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, karena hal itu akan dapat membangkitkan nafsu birahi kaum laki-laki” (Al-Munawi : Fidhul Qadhir).

Syaikh Albani mengatakan: Jika hal itu saja diharamkan bagi wanita yang hendak keluar menuju masjid, lalu apa hukumnya bagi yang hendak menuju pasar, atau tempat keramaian lainnya ? Tidak diragukan lagi bahwa hal itu jauh lebih haram dan lebih besar dosanya. Berkata Al-Haitsami dalam AZ-Zawajir II/37

“Bahwa keluarnya seorang wanita dari rumahnya dengan memakai wewangian dan berhias adalah termasuk perbuatan dosa besar meskipun suaminya mengizinkan”.

6. Memakai Pakaian transparan dan membentuk tubuh/ketat

Sebab yang namanya menutup itu tidak akan terwujud kecuali tidak trasparan. Jika transparan, maka hanya akan mengundang fitnah (godaan) dan berarti menampakkan perhiasan. Dalam hal ini Rasulullah telah bersabda :

“Pada akhir umatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakain namun (hakekatnya) telanjang. Di atas kepala mereka seperti punuk unta. Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum wanita yang terkutuk.” (At-Thabrani Al-Mujamusshaghir : 232).

Di dalam hadits lain terdapat tambahan yaitu :

“Mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR.Muslim).

Ibnu Abdil Barr berkata :

“Yang dimaksud oleh Nabi adalah kaum wanita yang mengenakan pakaian yang tipis, yang dapat mensifati (menggambarkan) bentuk tubuhnya dans tidak dapat menutup atau menyembunyikannya. Mereka itu tetap berpakaian namanya, akan tetapi hakekatnya telanjang.” ( Tanwirul Hawalik III/103).

Dari Abdullah bin Abu Salamah, bahawsanya Umar bin Al-Khattab pernah memakai baju Qibtiyah (jenis pakaian dari Mesir yang tipis dan berwarna putih) kemudian Umar berkata :

“Jangan kamu pakaikan baju ini untuk istri-istrimu !. Seseorang kemudian bertanya : Wahai Amirul Muminin, Telah saya pakaikan itu kepada istriku dan telah aku lihat di rumah dari arah depan maupun belakang, namun aku tidak melihatnya sebagai pakaian yang tipis !. Maka Umar menjawab : Sekalipun tidak tipis,namun ia menggambarkan lekuk tubuh.” (H.R. Al-Baihaqi II/234-235).

Usamah bin Zaid pernah berkata: Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam pernah memberiku baju Qibtiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku: “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qibtiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaikan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda :

“Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Qibtiyah itu, karena saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (Ad-Dhiya Al-Maqdisi : Al-Hadits Al-Mukhtarah I/441).

Aisyah pernah berkata:

” Seorang wanita dalam shalat harus mengenakan tiga pakaian : Baju, jilbab dan khimar. Adalah Aisyah pernah mengulurkan izar-nya (pakaian sejenis jubah) dan berjilbab dengannya (Ibnu Sad VIII/71).

Pendapat yang senada juga dikatakan oleh Ibnu Umar : Jika seorang wanita menunaikan shalat, maka ia harus mengenakan seluruh pakainnya :

Baju, khimar dan milhafah (mantel)” (Ibnu Abi Syaibah: Al-Mushannaf II:26/1).

7. Memakai Pakaian menyerupai pakaian Laki-laki

Karena ada beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya. Dari Abu Hurairah berkata:

“Rasulullah melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria” (Al-Hakim IV/19 disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dari Abdullah bin Amru yang berkata: Saya mendengar Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Tidak termasuk golongan kami para wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria dan kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita.” (Ahmad II/199-200)
Dari Ibnu Abbas yang berkata: Nabi shalallohu ‘alahi wa sallam melaknat kaum pria yang bertingkah kewanita-wanitaan dan kaum wanita yang bertingkah kelaki-lakian. Beliau bersabda :

“Keluarkan mereka dari rumah kalian. Nabi pun mengeluarkan si fulan dan Umar juga mengeluarkan si fulan.”

Dalam lafadz lain :

“Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupakan diri dengan kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupakan diri dengan kaum pria.” (Al-Bukhari X/273-274).
Dari Abdullah bin Umar, Rasulullah shalallohu ‘alahi wa sallam bersabda:

“Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan memandang mereka pada hari kiamat; Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang bertingkah kelaki-lakian dan menyerupakan diri dengan laki-laki dan dayyuts (orang yang tidak memiliki rasa cemburu).” ( Al-Hakim I/72 dan IV/146-147 disepakati Adz-Dzahabi).
Dalam hadits-hadits ini terkandung petunjuk yang jelas mengenai diharamkannya tindakan wanita menyerupai kaum pria, begitu pula sebaiknya. Ini bersifat umum, meliputi masalah pakaian dan lainnya, kecuali hadits yang pertama yang hanya menyebutkan hukum dalam masalah pakaian saja.

8. Memakai Pakaian menyerupai pakaian Wanita Kafir

Syariat Islam telah menetapkan bahwa kaum muslimin (laki-laki maupun perempuan) tidak boleh bertasyabuh (menyerupai) kepada orang-orang kafir, baik dalam ibadah, ikut merayakan hari raya, dan berpakain khas mereka. Dalilnya Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya :

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka) dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik(Al-Hadid:16).”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al-Hadid ayat 16, yang artinya:

“Janganlah mereka seperti…” merupakan larangan mutlak dari tindakan menyerupai mereka, di samping merupakan larangan khusus dari tindakan menyerupai mereka dalam hal membatunya hati akibat kemaksiatan (Al-Iqtidha… hal. 43).
Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan ayat ini (IV/310): Karena itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala melarang orang-orang beriman menyerupai mereka dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Allah berfirman : Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad).“Raaina” tetapi katakanlah “Unzhurna” dan dengarlah. Dan bagi orang-orang yang kafir siksaan yang pedih” (Q.S. Al-baqarah:104).
Lebih lanjut Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya (I/148): Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mnyerupai ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan orang-orang kafir. Sebab, orang-orang Yahudi suka menggunakan plesetan kata dengan tujuan mengejek.

Jika mereka ingin mengatakan “Dengarlah kami” mereka mengatakan “Raaina” sebagai plesetan kata “ruunah” (artinya ketotolan) sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 46. Allah juga telah memberi tahukan dalam surat Al-Mujadalah ayat 22, bahwa tidak ada seorang mu’min yang mencintai orang-orang kafir. Barangsiapa yang mencintai orang-orang kafir, maka ia bukan orang mu’min, sedangkan tindakan menyerupakan diri secara lahiriah merupakan hal yang dicurigai sebagai wujud kecintaan, oleh karena itu diharamkan.

Sumber :

* mediamuslim.info
* vbaitullah.com
*www.ae89crypt5.wordpress.com

^^ berita gembiraaaa..

Allah 'Azza wajalla berfirman (hadits Qudsi):

"Tidak semua orang yang shalat itu bershalat.
Aku hanya menerima shalatnya orang yang merendahkan diri kepada keagunganKu,
menahan syahwatnya dari perbuatan haram laranganKu
dan tidak terus-menerus (ngotot) bermaksiat terhadapKu,
memberi makan kepada yang lapar
dan memberi pakaian orang yang telanjang,
mengasihi orang yang terkena musibah
dan menampung orang asing.
Semua itu dilakukan karena Aku."
"Demi keagungan dan kebesaranKu,
sesungguhnya bagiKu cahaya wajahnya lebih bersinar dari matahari
dan Aku menjadikan kejahilannya kesabaran (kebijaksanaan)
dan menjadikan kegelapan terang,
dia berdoa kepada-Ku dan Aku mengabulkannya,
dia mohon dan Aku memberikannya
dan dia mengikat janji dengan-Ku dan Aku tepati (perkokoh) janjinya.
Aku lindungi dia dengan pendekatan kepadanya dan Aku menyuruh para Malaikat menjaganya.
BagiKu dia sebagai surga Firdaus yang belum tersentuh buahnya dan tidak berobah keadaannya."

(HR. Ad-Dailami)




Yuuukkk...ayuuuuuk Shalat Yuuuukkk...... ^^



*dari group Gerakan Anti Meninggalkan Sholat"
sumber:facebook

untukku Ukhtyku tersayang